Bendahara Umum Ikatan Notaris Tangsel Desra Natasha, Apresiasi Acara PHI APINDO Tangsel

Realitaindo.co.id Tangerang Selatan – Peringatan Hari Ibu (PHI) yang jatuh pada 22 Desember seringkali dimaknai oleh masyarakat khususnya generasi milenial sebagai mother’s day.

Pergeseran makna PHI ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, mengingat Hari Ibu merupakan momentum pemantik semangat tidak hanya bagi para perempuan, tapi juga masyarakat khususnya generasi muda.

Bacaan Lainnya

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Tangsel bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Gerai Lengkong, Waroeng Lengkong, Perempuan Berkebaya Indonesia Tangerang Raya serta sejumlah organisasi wanita di Kota Tangerang Selatan, mengadakan acara peringatan Hari Ibu dengan tema “Ibu Sehat Bahagia dan Berdaya, Keluarga Sejahtera” yang diadakan di Waroeng Lengkong Sabtu, (24/12).

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka oleh Bapak Drs.H.Benyamin Davnie, Walikota Tangerang Selatan, dan turut dihadiri oleh Ibu Siti Ma’rifah M.M., M.H., Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga (KPRK) MUI, Ketua Umum APINDO Bapak Adwin Sjahrizal, Hj.Lista Hurustiati, S.H., M.H., selaku Ketua Dewan Penasehat APINDO Tangsel.

Dalam acara itu, Desra Natasha Bendahara Umum Ikatan Notaris Tangsel yang kebetulan berulang tahun di hari itu, di daulat Penasehat Apindo Tangsel Lista Hurustiati ke atas panggung untuk sama – sama memotong tumpeng dan meniup lilin tanda merayakan Peringatan Hari Ibu.

Dalam pandangannya, Desra Natasha mengungkapkan pentingnya mengembalikan makna sesungguhnya dari Peringatan Hari Ibu itu sendiri.

“PHI merupakan momentum untuk mengenang semangat para perempuan luar biasa yang turut berjuang menentang penjajah, khususnya dalam memperjuangkan nasib perempuan dalam mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki dalam segala bidang” ujarnya.

Karena itu Dirinya sangat mengapresiasi kegiatan PHI yang diadakan APINDO Tangsel ini. Pada kesempatan itu Desra juga mengatakan bahwa, hari ibu semestinya dapat menempatkan perempuan pada posisi jauh lebih terhormat.

“Pentingnya menghilangkan perilaku objektif terhadap perempuan, mereka juga merupakan subjek pembuat keputusan dalam proses pembangunan bangsa, bukan properti dalam kehidupan” tandasnya.

Saya tegaskan bahwa berbagai persoalan terkait perempuan bukan hanya menjadi masalah perempuan saja, tapi ini masalah kemanusiaan.

“Jadikan perempuan sebagai mitra yang setara dengan laki laki,” tegas Desra. (Guruh)

Pos terkait

https://realitaindo.co.id/wp-content/uploads/2023/03/IMG-20230322-WA0146.jpg